Hari ini ( tanggal 04 Oktober 2016 ), aktivitas masih full seharian di kota Lhasa, cukup santai dan bisa di bilang ( agak ) membosankan hahaha…. Tempat yang di kunjungi hanya Drepung Monastery dan Sera Monastery, untuk malam hari nya gue cuma jalan-jalan santai di sekitar penginapan sama hunting foto Potala Palace di malam hari yang ciamik dan dingin banget brrrr……..
KELILING DREPUNG MONASTERY
Seperti hari-hari sebelum nya, sarapan di hari ini juga seada nya, gue lupa antara makan buah / minum energen + susu / makan mie gelas, tapi antara salah satu itu yang pasti, nafsu makan gue memang engga gede-gede banget kalau pagi-pagi, lagipula gue merasa tinggal di tempat ketinggian 3.500 MDPL gini, seperti nya perut terasa kenyang mulu ( perasaan doang kaya nya )
Seperti yang sudah di briefing sehari sebelum nya, jam 09.30 akhir nya kelompok gue berangkat dengan naik mobil menuju Drepung Monastery. Drepung Monastery ini terletak agak di pinggiran kota Lhasa, jadi gue berkesempatan juga melihat kondisi jalanan pinggiran kota Lhasa yang ternyata mulus coy! Dan tidak seperti di bayangan awal gue bakal melewati daerah pedesaan atau sawah-sawah gitu, ternyata engga ada sama sekali, ya mungkin karena masih di area kota Lhasa ya, jadi ya masih dominan bangunan rumah / ruko / perkantoran gitu. Di Tibet bangunan nya itu ada ciri khas nya loh, yaitu dominan banyak jendela gitu dan bentuk nya selalu sama kotak-kotak gitu.
[box style=”1″]
Artikel Inggris tentang Drepung Monastery
https://en.wikipedia.org/wiki/Drepung_Monastery
https://www.travelchinaguide.com/attraction/tibet/lhasa/drepung.htm
[/box]
Jam 10 pas atau 30 menit perjalanan dari Hotel, mobil rombongan gue sudah tiba di parkiran Drepung Monastery. Sama seperti hari sebelum nya, cuaca hari ini sangat lah cerah sekali, warna biru langit nya sangat keren! Drepung Monastery ini, sesuai dari asal nama Monastery nya adalah tempat tinggal para Biksu Buddhism sedangkan Drepung nya sendiri berasal dari bahasa Tibet yang arti nya “Mengumpulkan Beras”. Asal usul nama Drepung ini sendiri karena kalau di lihat dari kejauhan, bangunan di Drepung Monastery ini yang megah dan berwarna putih memberi kesan seperti tumpukan nasi. Gue sih memang melihat banyak bangunan putih bertumpuk-tumpuk gitu tapi engga lihat seperti tumpukan nasi
Selama di Drepung Monastery ini, gue tidak terlalu banyak melihat keberadaan Biksu berlalu lalang, kemungkinan mereka sedang berada di ruangan khusus yang tidak boleh di masuki oleh turis kaya gue sih. Di Drepung Monastery ini akhir nya gue lebih banyak foto-foto cantik dan ganteng aja terus nanjak anak tangga yang kaga keliatan ujung nya tapi berhubung waktu mepet ( alibi ) akhir nya batal naik sampai ke atas banget haha…
Gue lupa persis nya berapa bangunan yang di masuki selama di Drepung Monastery ini, tapi yang pasti gue menemukan uang 50ribu Rupiah sebagai uang sumbangan haha.. Tapi sebenar nya engga mata uang 50ribu Rupiah doang yang ada disana, uang 100ribu Rupiah juga ada, selain itu banyak juga mata uang asing yang di pajang disana ( seperti USD, Euro, Yen, Baht, dll ), kalau analisis ala-ala gue sih karena uang nya engga bisa di pakai juga disana, jadi mending di pajang aja haha…
Total 3 jam waktu yang di habiskan di Drepung Monastery ini, tempat ini menarik karena bangunan nya berwarna putih secara keseluruhan, langit biru nya yang gagah juga menambah cantik tempat ini, dan terakhir bisa melihat keindahan kota Lhasa dari ketinggian, ciamik banget!
* * * * *
MELIHAT BIKSU BERDEBAT DI SERA MONASTERY
Perjalanan dari Drepung Monastery ke Sera Monastery ini membutuhkan waktu sekitar 1 jam perjalanan dengan mobil. Waktu saat itu menunjukkan sekitar jam 1 siang yang kebetulan juga masuk jam makan siang, jadi akhir nya sekalian makan siang di sana deh. Si Tour Guide mengarahkan rombongan untuk masuk menuju “Sera Monastery’s Restaurant” yang ternyata adalah rumah makan Vegetarian, tebak-tebakan gue juga karena ini berada di dalam area lingkungan Buddhism Monastery ya, jadi nya otomatis makanan nya serba vegetarian.
Kabar baik nya ketika momen makan di Vegetarian Restaurant ini adalah dibayarin sama si Tour Guide nya haha.. Kabar buruk nya adalah lidah gue engga begitu cocok sama rasa makanan nya. Oh ya di momen makan siang ini adalah pertama kali nya gue nyobain Yak Butter Tea, pada dasar nya minuman ini bahan dasar nya adalah susu Yak, rasa nya enak, gue doyan sama susu ini
[box style=”1″]
Artikel Inggris tentang Sera Monastery
https://en.wikipedia.org/wiki/Sera_Monastery
https://www.travelchinaguide.com/attraction/tibet/lhasa/sera.htm
https://www.tibettravel.org/tibet-travel-guide/sera-monastery.html
[/box]
Sera Monastery ini merupakan tempat di ambil nya foto-foto para Biksu yang terlihat sedang berdebat. Rangkaian proses debat antar Biksu ini juga bukan sembarang debat kusir ya, melainkan sebagai proses studi mereka untuk memperdalam pengetahuan mereka di berbagai tingkatan ilmu. Gue lupa pertanyaan seperti apa-apa aja yang di debatkan, walau si Tour Guide nya ada ngejelasin haha…
Yang gue ingat adalah di area debat ini cukup ramai kondisi nya, dan juga TIDAK BOLEH memakai kamera SLR / Mirrorless atau sejenis nya, hanya boleh memakai kamera Handphone sama model-model kamera Sport gitu kaya Go Pro atau Yi Camera. Di sana ada satpam buat menegur pengunjung yang memakai kamera SLR / Mirrorless buat ambil foto nya, gue masih gagal paham juga kenapa engga boleh nya hmmm……
Dalam perjalanan kembali dari area debat menuju pelataran parkiran mobil, ketemu kakak adik yang manis dan lucu dan bersedia di ambil foto nya haha… orang tua nya juga baik deh, kalau liat dari gaya berpakaian nya sih seperti nya orang berada di Tibet, tapi untung nya orang nya ramah, ya setidak nya berkunjung ke Sera Monastery ini cukup menghibur melihat kakak adik yang lucu ini hahaha….
Selain itu, hal lain yang gue ingat adalah Toilet Umum di Sera Monastery ini horor banget jorok nya ( mungkin karena faktor gratis ), jadi kalau engga terpaksa banget ke toilet, hindari aja pakai toilet umum di sini. Total 2 jam di habiskan dari Makan Siang, menonton acara Debat hingga pulang kembali ke pelataran parkiran mobil di Sera Monastery ini.
* * * * *
JALAN-JALAN SANTAI DI BHAKOR MARKET ( DEKAT JOKHANG TEMPLE )
Karena waktu baru menunjukkan jam 16.00 dan sudah acara bebas buat hari itu, ya udah akhir nya gue dkk memutuskan jalan-jalan santai ajah di Bhakor Market, yang lokasi nya dekat banget sama Lhasa Yak Hotel dengan berjalan kaki. Di Bhakor Market ini lebih ke jalan-jalan santai aja sekalian belanja kalau ada ketemu aksesoris khas Tibet yang lucu dan menarik. Suasana di Bhakor Market ini cukup menyenangkan buat tempat jalan-jalan karena lebar area nya yang luas dan juga engga ada penjual yang maksa beli. Di Bhakor Market ini, hal paling menarik yang gue ingat adalah ketemu sepasang penjual aksesoris suami istri yang beragama Islam, istri nya yang ( seperti nya ) berasal dari Xian, terlihat cantik dengan hijab nya dan hidung nya juga agak mancung coy!
Dari Bhakor Market, gue inisiatif ngajakin untuk mampir ke Spinn Cafe yang juga terletak tidak jauh dari Lhasa Yak Hotel. Sesuai nama cafe nya, tempat ini buat nongkrong-nongkrong cantik aja sih, nothing special. Gue penasaran mampir ke sini gara-gara sering lihat owner nya ( Instagram @pazu ) sering share foto-foto keren di Tibet, kota Lhasa khusus nya, nah buat kalian yang penasaran cantik nya kota Lhasa, boleh tuh follow instagram nya. Di Cafe ini gue memesan minuman Lemon Spinade yang harga nya 22 Yuan, untuk rasa biasa aja sih, ya kaya minuman lemon biasa haha..
* * * * *
HUNTING FOTO POTALA PALACE DI MALAM HARI
Ketika langit sudah mulai gelap sekitar jam 19.30, maka gue dkk menuju Potala Palace dengan berjalan kaki, tujuan utama nya yaitu hunting foto Potala Palace di malam hari. Jalan-jalan santai di Lhasa di malam hari, otomatis suhu udara nya juga jadi dingin brrr…. tapi berhubung masih belum jam malam-malam banget, badan masih kuat deh. Sepanjang perjalanan dari Lhasa Yak Hotel hingga menuju Potala Palace dengan berjalan kaki, gue melihat kota Lhasa ini cukup maju dan pasti nya nyaman untuk berjalan kaki karena lebar trotoarnya lebar banget!
Gue menemukan berbagai toko outdoor merk internasional seperti Jack Wolfskin, lalu ada juga tempat sewa sepeda dengan metode pembayaran cashless ( seperti nya pakai Alipay dan sejenis nya ), lalu ada public toilet yang terlihat menjanjikan dari luar ( tapi engga tau bagian dalam nya karena engga berani nyobain ), ketemu juga rumah makan Fast Food DICOS.
Bagi anda yang engga kuat dingin tapi tetap mau hunting foto Potala Palace di malam hari, maka di sarankan membawa sarung tangan dan jaket yang cukup tebal karena ternyata dingin banget di Lhasa kalau sudah jam 21.00 apalagi di tambah badan kurang gerak karena aktivitas nya kan cuma foto-foto sama cari angle buat dapat foto terbaik Potala Palace di malam hari. Gue sendiri karena faktor tidak kuat dingin nya terutama bagian tangan, jadi lebih memilih hunting foto Potala Palace nya sebentaran aja dan menyembunyikan tangan gue di dalam jaket brrr…..
Ending hari itu adalah makan malam ( jam 22.00 ) di KFC satu-satu nya di Tibet dan terletak di kota Lhasa ini yang ternyata baru di buka di tahun 2015, beli KFC Bucket 119 Yuan + 2 Kentang jadi total nya 150 Yuan buat di bagi ber 4, akhir nya rasa makanan nya pas banget di lidah. Mimpi indah deh tidur di malam itu habis makan KFC