BantenTravel ( Indonesia )

Hari 1 : Sawarna ( Batu Layar, Goa Lalay, Homestay Widi, Pantai Ciantir )

Setelah perjalanan ke Pangandaran pada tanggal 28-30 September 2012 yang meninggalkan kenangan indah dan teman baru, saya pun mulai tertarik untuk melakukan trip lagi ke tempat yang baru. Kebetulan pula saat itu Bro Joshua (teman trip pangandaran) mengajak saya ke Sawarna melalui event di Facebook pada tanggal 12-14 Oktober 2012 dengan biaya 300 ribu rupiah (All In).

Hari H nya pun tiba (12 Okt), saya masih masuk kerja seperti biasa karena meeting point nya jam 21.00 di Dunkin Donuts, Slipi Jaya. Mengutip dari berbagai sumber, sekilas info tentang Desa Sawarna : Desa Sawarna terletak di provinsi Banten. Desa yang dulunya merupakan desa adat ini menawarkan pesona alam yang bisa dikatakan lengkap.

Anda bisa berlibur sambil menikmati keindahan alam pantainya, seperti Pantai Ciantir, Tanjung Layar, dan Laguna Pari. Tidak hanya itu, Anda juga bisa merasakan pesona pedesaan lewat sawah-sawah yang membentang luas, kehidupan budaya warga setempat. Perjalanan sendiri Jakarta – Sawarna memakan waktu sekitar 6 jam melalui Pelabuhan Ratu.

Peta Jakarta Sawarna

Pada trip kali ini total peserta ada 15 orang dan memakai 2 mobil (Avanza dan Gran Max). Karena belum istirahat dari pagi, saya pun langsung mencoba mencari posisi tidur. Namun karena posisi tempat duduk yang sempit, saya jadi tidak bisa tidur, dan memilih mendengarkan musik sambil melihat pemandangan selama perjalanan.

Setelah memperhatikan beberapa rute, ternyata jalur yang dipakai sama persis ketika saya touring naik motor tujuan Pelabuhan Ratu. Saya tersadar ketika melewati jalur Cikidang yang kata nya jalan pintas, jalur ini sangat gelap karena belum ada lampu jalan. Posisi nya di atas bukit dan dalam hutan menambah seram perjalanan di pagi buta itu :suram:

Sekitar pukul 04.00, akhirnya sampai juga di depan pintu masuk Desa Sawarna. Akses menuju Desa Sawarna harus melalui jembatan terlebih dahulu, sehingga kendaraan yang bisa masuk hanyalah motor, untuk mobil di parkirkan di luar desa, tidak jauh dari jembatan letak nya.

Kami pun 1 rombongan mencoba melewati jembatan gantung tersebut. Sensasi nya agak seram juga, karena goyang di timbulkan, ditambah keadaan sekitar masih gelap dan saya dalam keadaan ngantuk  :yawn:   Sebelum masuk ke desa sawarna untuk pertama kali nya, rombongan di minta uang tiket masuk 2 – 3 ribu (lupa persis nya) per orang.

Jembatan Gantung Menuju Desa Sawarna

Pada trip ini, rombongan menginap di homestay Widi, Homestay nya berbentuk rumah panggung dan berdinding dari anyaman bambu. Yang menarik dari homestay ini adalah ketika ada orang berdiri dan berjalan (terutama orang di atas 80 Kg) maka akan terasa getaran seperti gempa bumi  :ngakak:   selain itu suara dari kamar sebelah dapat terdengar dengan jelas, ya soalnya dinding nya juga begitu keadaan nya :D

Homestay Widi – Sawarna

Begitu sampai, saya langsung masuk kamar, dan tertidur pulas karena ngantuk sekali. Jam 08.00 pagi, semua peserta di bangunkan untuk menuju tempat pertama yaitu Goa Lalay (Kelelawar). Saya memilih tidak mandi (tapi tetap sikat gigi :P ) begitu tau track yang di lalui berlumpur. Perjalanan pun di mulai, butuh waktu sekitar 20menit dengan berjalan kaki karena lokasi nya yang berada di luar desa sawarna.

Trekking menuju Goa Lalay – Sawarna

Pagi itu matahari cukup terik sekali dan panas, saya pun memilih jalan lebih cepat di belakang guider agar cepat sampai. Setelah melewati hamparan sawah kering -> jembatan gantung -> kuburan warga sekitar akhirnya sampai juga di depan pintu masuk Goa Lalay.

Pintu Masuk Goa Lalay – Sawarna

Para peserta di minta membayar 3 ribu rupiah untuk dapat masuk ke Goa Lalay. Lalu di minta melepas sandal / sepatu nya karena berlumpur track di dalam Goa. Ada beberapa peserta yang masih tetap memakai sandal tapi model sandal gunung. Senjata senter pun di keluarkan, perjalanan ke dalam goa pun di mulai. Sebenar nya tidak ada yang spesial di dalam Goa.

Ada air hampir setinggi lutut, berlumpur, gelap dan bau lembab, suasana nya sama persis seperti banjir besar di jakarta pada tahun 2002, 2007  :ngakak:   namun yang membedakan ada sesekali terlihat kelelawar berterbangan di atas goa. Lalu ada 3-4 titik yang mengharuskan kita menaiki lumpur yang padat namun licin banget, jadi butuh bantuan buat di tarik gitu.

Saling Membantu Karena Licin Bangetttt….
Suasana dalam Goa Lalay – Sawarna

O ya awal nya saya berpikir bahwa jalur pintu masuk Goa dan pintu keluar nya berbeda (ada di ujung Goa), ternyata salah pemikiran saya, duh! Ya singkat nya perjalanan track ini di lalui hampir sekitar 30 menit hingga sampai ujung, jadi memakan waktu 60 menit untuk PP.

Ketika mau pulang ke homestay melewati jembatan sawarna, suasana begitu ramai, motor warga sekitar dan motor touring dari jakarta (Plat B) mulai berdatangan dan harus mengantri satu persatu karena memang jembatan nya hanya cukup untuk 1 motor. Saya dan rombongan memilih menunggu sabar sambil mengabadikan momen sekitar.

 

Rombongan Trip Sawarna
Rombongan Trip Sawarna
View dari Jembatan Gantung Sawarna
View dari Jembatan Gantung Sawarna

Setelah terbangun dari tidur pulas di homestay sekitar 2 jam, saya pun langsung mandi dan makan siang, karena rombongan akan menuju tujuan berikut nya yaitu Pantai Ciantir dan Batu Layar, Sawarna.

Petunjuk Lokasi di Desa Sawarna
Pantai Ciantir – Sawarna

Tempat pertama yang kita kunjungi adalah Pantai Ciantir, Sawarna. Pasir nya masih putih bersih, terlihat ada beberapa kapal nelayan, ombak nya cocok untuk surfing, spot karang nya juga bagus untuk foto-foto. Karena kebetulan ada fotografer Bro Reza and Sis Debz, saya pun meminta tolong mereka foto in saya (*narsis mode ON*)  si Bro Reza ini suka dengan “Levitasi Photography”, saya pun belajar ilmu dari dia, tapi pada akhir nya saya mendapat pelajaran jadi model levitasi ternyata susah juga! :desperate:

Menyebrang ke Batu Layar – Sawarna
Foto bersama di Pantai Layar

Setelah cukup puas bermain di Pantai Ciantir – Sawarna, berikutnya menuju Pantai Batu Layar, rombongan touring yang saya lihat sebelumnya juga sepertinya langsung menuju kesana. Memang pantai batu layar lebih populer karena menawarkan spot-spot yang indah seperti ombak yang kencang, batu karang kecil dan tentu nya batu besar yang membentuk seperti batu layar.

Ketika sampai disana, keadaan nya ramai, mayoritas oleh rombongan touring. Untuk menuju batu layar nya sendiri kita harus menyebrang, harus hati-hati ketika menyebrang karena agak licin.

Pendaki Bukit Sejati di Sawarna

Untuk keindahan pantai ini sendiri bisa di lihat langsung di foto, cuma yang saya takjub ada yang bisa menaiki batu layar besar dan tinggi itu, WOW!  :wtf: Kalau bahasa di kaskus -> No Picture = Hoax, maka itu saya kasih liat foto nya langsung.

Oh ya di Desa Sawarna ini banyak hewan anjing, namun mereka jinak-jinak jadi tidak perlu takut. Waktu ketika saya mau balik ke sebrang pantai, saya melihat anjing sedang berenang, lalu kalau di panggil juga langsung di datangi haha, pokoknya jinak sekali anjing nya.

Lalu setelah puas bermain di pantai ini, rombongan pulang ke homestay dan ngobrol-ngobrol sambil berjalan, sambil menikmati pemandangan sunset di pantai.

 

frenkeyblog
the authorfrenkeyblog
Part Time Blogger, Full Time Programmer
Biar penulis tetap selalu semangat menulis artikel seputar travelling, mohon support nya dengan membelikan gue sepiring nasi padang dan segelas es cendol ya :-)

Klik link Nihbuatjajan di bawah ya, Thank in Advance!

Nih buat jajan

2 Comments

  • Bro frengky, setelah baca blognya jadi pengen ikutan exploredunia ini.. klo ada rencana jalan2 lagi.. boleh lah saya di ajak… Thanks bro.

    • Hallo bro dedi,

      Semoga bisa jalan-jalan bareng ya kita, kalau mau detil next trip saya, lihat di “Blog Contents” aja ya ;)

Leave a Reply