Hari 3 : Seoul ( Gyeongbokgung Palace, Cheonggyecheon Stream, Gwanghwamun Square )

Pada Hari 3 ( Trip Jakarta – Manila – Seoul – Sokcho – Busan – Kuala Lumpur – Jakarta ) ini gue akan bercerita pengalaman mengelilingi Gyeongbokgung Palace dan The National Folk Museum of Korea, lalu menikmati suasana malam minggu di Cheonggyecheon Stream dan di tutup dengan keliling sekitar Gwanghwamun Square.

* * * * *

[spoiler title=”Itinerary Trip Seoul (18 October 2014)”]
Waktu Korea Selatan GMT +9

12.30 – 13.30    : Hapjeong Station ke Gyeongbokgung Palace Station
13.30 – 15.30    : Keliling Gyeongbokgung Palace
15.30 – 16.00    : Keliling National Folk Museum of Korea
16.00 – 17.00    : Menuju Cheonggyecheon Stream
17.00 – 20.00    : Keliling Santai di sekitar Cheonggyecheon Stream
20.00 – 21.00    : Jalan-jalan Sekitar Gwanghwamun Square
21.00 – 22.30    : Jalan ke sebuah area Shopping Street dekat Insadong lalu keliling
22.30 – xx.xx    : Pulang ke Hostel
[/spoiler]

Sama seperti hari sebelum nya, di hari ke 3 di Seoul ini lagi-lagi bangun nya kesiangan ( sekitar jam 10.30 ) karena faktor tidur nya telat ( sekitar jam 02.00 ) dan udara di Seoul saat itu cukup dingin untuk gue yang hidup di daerah tropis ( sekitar 15 derajat Celcius ) yang pada akhir nya buat kita ber-2 rasa nya malas beranjak dari balik selimut.

Tapi untung lah untuk jadwal acara hari ini hanya berpusat di sekitar Gyeongbokgung Palace sehingga gue pun merasa tidak perlu terburu-buru juga, yang akhir nya membuat gue baru keluar dari hostel jam 12.00 setelah sarapan gratis dari hostel ( roti + telur + selai strawberry ).

Tapi karena melihat faktor jam sudah menunjukkan jam 12.00 yang mana sudah tanggung mau dekat dengan jam makan siang, akhir nya kita pun memutuskan makan ( lagi ) di rumah makan “Mapo Dumpling” ( dekat dengan lokasi hostel ). Gue pun memesan Ramen ( yang sama persis seperti Indomie ) dan Dumpling sebagai pelengkap biar kenyang maksimal. By the way, ini rumah makan “Mapo Dumpling” akhir nya jadi langganan kami selama di Seoul buat makan pertama kali sebelum beraktivitas jalan-jalan di mulai

* * * * *

Gyeongbokgung Palace

Direction ( Subway ) : Gyeongbokgung Palace Station (Seoul Subway Line 3), Exit 5

Other Info : Tutup hari Selasa, Harga Tiket 3000 Won ( Sangat di sarankan beli tiket gabungan 4 Palace seharga 10.000 Won ), jadwal pergantian penjaga 10:00, 13:00, 15:00

Source : Visit Korea Gyeongbokgung Palace and Visit Korea The Opening and Closing of the Royal Palace Gates and Royal Guard Changing Ceremonies

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit dari Hapjeong Station, akhir nya sampailah juga gue di Gyeongbokgung Palace. Hawa saat itu tidak terlalu dingin, tapi matahari nya terik banget alias buat silau mata. Entah kenapa ketika sampai di Gyeongbokgung Palace ini banyak wisatawan wanita yang “bening” terus pakaian nya juga begitu deh, padahal kan angin nya lumayan saat itu, ah tapi ya sudah lah gue mah cuma penikmat saja haha…

Akhir nya setelah fokus kembali pada misi sesungguh nya, gue pun akhir nya membeli tiket kombinasi untuk 4 Palace ( Changdeokgung Palace, Changgyeonggung Palace, Deoksugung Palace, Gyeongbokgung Palace) seharga 10.000 Won.

Ketika akan mulai masuk ke Gyeongbokgung Palace nya, eh tiba-tiba ada dentuman gendang pertanda akan terjadi pergantian penjaga ( Royal Guard Changing Ceremonies), padahal saat itu baru menunjukkan jam 12.00. Tapi karena keadaan nya juga pas banget belum masuk, akhir nya kami pun memutuskan menonton dulu.

Total 1 jam waktu yang di habiskan dari mulai sampai selesai untuk acara menonton pergantian penjaga di Gyeongbokgung Palace ini. Secara umum jalan nya acara itu adalah sang raja datang, lalu sang panglima memerintahkan para prajurit nya berlatih dengan senjata, lalu yang paling menarik adalah sejarah pergantian senjata nya mulai dari pedang yang berakhir di tombak, makin ke atas makin kuat senjata nya

Mengutip dari Wikipedia, Istana Gyeongbok adalah sebuah istana yang terletak di sebelah utara kota Seoul (Gangbuk), Korea Selatan. Istana ini termasuk dari 5 istana besar dan merupakan yang terbesar yang dibangun oleh Dinasti Joseon. Istana Gyeongbok aslinya didirikan tahun 1394 oleh Jeong do jeon, seorang arsitek.

Istana ini hancur pada saat invasi Jepang ke Korea tahun 1592-1598 dan dibangun lagi selama tahun 1860-an dengan 330 buah komplek bangunan dengan 5.792 kamar. Berdiri di wilayah seluas 410.000 meter persegi, Istana Gyeongbok adalah simbol keagungan kerajaan dan rakyat Korea. Setelah pembunuhan Maharani Myeongseong oleh mata-mata Jepang pada tahun 1895, Raja Gojong meninggalkan istana ini bersama anggota keluarganya yang lain dan tidak akan pernah kembali.

Secara umum Gyeongbokgung Palace ini area nya luas dan karena keterbatasan waktu, akhir nya gue pun langsung memilih ke National Folk Museum of Korea ( Museum Nasional Rakyat Korea ) yang berada di dalam area Gyeongbokgung Palace ini, untuk biaya nya ke museum ini GRATIS loh!

* * * * *

National Folk Museum of Korea

Mengutip dari Wikipedia, Museum Rakyat Nasional Korea atau National Folk Museum of Korea adalah sebuah museum yang terletak di halaman Istana Gyeongbok, Seoul, Korea Selatan. Museum ini mengkoleksi sebanyak 2.240 artefak dan alat-alat yang digunakan oleh masyarakat Korea pada masa lalu sampai sekarang. Bangunan museum ini didesain mengikuti arsitektur bangunan-bangunan kuil Buddha terkenal di Korea.

Misalnya, bagian depan museum dirancang menyerupai dua buah jembatan batu di Kuil Bulguk, dan bagian utama bangunan adalah pagoda kayu lima tingkat yang menyerupai Aula Palsang di Kuil Beopju. Sayap bangunan di sebelah timur mengikuti desain Aula Mireuk di Kuil Geumsan dan sayap barat menyerupai Aula Gakhwang di Kuil Hwaeom.

Bagi anda yang ingin mengetahui sejarah kebudayaan Korea, maka museum ini WAJIB banget di kunjungi! Banyak gambaran tentang sejarah Korea yang gue dapat berkat display yang di pajang beserta info yang cukup detail. Mulai dari sejarah orang Korea, cara hidup orang Korea, pembuatan dan macam-macam Kimchi, alat-alat rumah tangga dan dapur di Korea, rumah tradisional Korea, lalu peringatan ulang tahun, pernikahan, pemakaman dan lain-lain nya yang lain masih banyak lagi, untuk detail nya silahkan coba buka web resmi nya langsung pada link berikut ( The National Folk Museum of Korea ).

Setelah di rasa cukup berada di dalam, perjalanan pun di lanjutkan kembali untuk menuju destinasi berikut nya yaitu Cheonggyecheon Stream yang letak nya tidak terlalu jauh dari Gyeongbokgung Palace. Tapi sebelum keluar gerbang, gue narsis dulu sama deretan patung yang mencerminkan shio, gue pun mengabadikan diri bersama patung shio Kuda ( coba tebak umur gue berapa hayo?! :) ) Setelah keluar dari gerbang, kebetulan gue menemukan camilan yang seperti nya enak, akhir nya gue pun membeli Kue Waffle ( 1500 Won ) yang rasa nya daebak!

* * * * *

Cheonggyecheon Stream

Direction ( Subway ) : Gwanghwamun Station (Seoul Subway Line 5), Exit 5

Tujuan berikut nya yang gue tuju adalah Cheonggyecheon Stream yang letak nya tidak terlalu jauh dari Gyeongbokgung Palace. Nah buat anda yang kebetulan mengikuti itinerary perjalanan seperti gue, maka setelah keluar dari Gyeongbokgung Palace melalui pintu keluar dari National Folk Museum of Korea, jalan lurus sedikit lalu belok kanan ketika ketemu perempatan untuk menuju gerbang depan Gyeongbokgung Palace.

Petunjuk Peta :

• Lingkaran Hijau = Subway Gyeongbokgung Station Exit 5
  
• Lingkaran Merah = National Folk Museum of Korea
• Lingkaran Biru = Gerbang Depan Gyeongbokgung Palace
• Tanda Panah Kuning = Pintu Keluar Gyeongbokgung Palace

Ketika anda sudah berada di gerbang depan Gyeongbokgung Palace ( Gambar 1 ), maka di depan anda adalah area Gwanghwamun Square dengan landmark nya patung “King Sejong” ( Gambar 2 ) serta patung “Admiral Yi Sun-sin” ( Gambar 3 ). Anda cukup berjalan lurus hingga ketemu sebuah icon berbentuk seperti rumah keong ( Gambar 4 ), lalu tinggal berjalan ke arah icon tersebut dan ketemu lah Cheonggyecheon Stream

Mengutip dari Wikipedia, Cheonggyecheon  Stream atau Kali Cheonggye adalah sebuah aliran kali yang terletak di pusat kota Seoul, Korea Selatan. Kali ini merupakan bagian penting dari sejarah kota Seoul. Pada tahun 1950-an, kali ini melambangkan kemiskinan yang dialami masyarakat Seoul dan pada dekade berikutnya (1960-an-1970-an) menjadi saksi keberhasilan industrialisasi dan modernisasi Korea Selatan. Proyek merehabilitasi kembali Kali Cheonggye dimulai dari tahun 2003 sampai tahun 2005 oleh mantan wali kota yang kini adalah presiden Korea Selatan ( 2008 – 2013 ), Lee Myung-bak. Sebelumnya, kali ini ditutupi oleh jalan tol, namun dengan proyek tersebut, aliran airnya dikembalikan seperti sedia kala. Saat ini Kali Cheonggye merupakan salah satu lokasi wisata populer di Seoul, dengan 22 buah jembatan yang melintasinya.

Dari info di atas, kebayang engga sih dari yang semula Cheonggyecheon ini mirip ( maaf ) seperti bantaran Kali Ciliwung yang kacau, jorok, air nya hitam pula terus di renovasi kembali jadi rapi dan bersih banget sampai ada ikan nya loh ( siapa tau bisa buat terapi ikan ). Jujur loh rasa nya tentram dan damai banget duduk di pinggiran gitu sambil lihatin orang pacaran ( terus ngeces dah hiksss… )

By the way waktu itu suasana nya selain cukup ramai oleh pasangan muda-mudi, banyak juga keluarga yang membawa anak nya, dan ada hiburan badut, DJ, pengamen jalanan yang ciamik suara nya dan bazar makanan ( Stik BBQ Ayam yang di foto asli enak banget harga nya 1 Stik = 3000 Won ). Oh ya eue engga tau apakah Cheonggyecheon ini ramai hanya di hari Sabtu dan Minggu atau setiap hari karena kebetulan gue datang di pas malam minggu.

Di sini juga ada juga lubang untuk tempat lempar koin, ( kata nya ) sih kalau koin nya masuk ke lubang nya, permintaan nya terkabul, gue sendiri mencoba lempar 3x koin ( 100 Won ) engga masuk-masuk juga groarrrr……… Total 3 jam gue habiskan di area Cheonggyecheon Stream untuk mengelilingi tempat bazar makanan, foto-foto, nonton pertunjukan gratis, duduk-duduk dan lain-lain nya antara penting sama engga penting. Selanjut nya karena masih ada cukup waktu banyak, akhir nya perjalanan pun di lanjutkan untuk mengelilingi Gwanghwamun Square.

* * * * *

Gwanghwamun Square

Di Gwanghwamun Square ini sebenar nya cuma sebidang tanah bentuk kotak dengan landmark nya yaitu patung “King Sejong” dan “Admiral Yi Sun-sin”. Yang menarik nya ada museum bawah tanah “King Sejong Story” dengan pintu masuk nya di bawah patung “King Sejong”. Selain itu terdapat deretan air mancur yang terdapat di bawah patung “Admiran Yi Sun-sin”, tetapi karena saat itu terdapat aksi protes damai untuk mengenang tragedi tenggelam nya kapal feri Sewol, sehingga atraksi air mancur nya pun di tiadakan. Oh ya sekedar info saja, aksi peringatan tragedi duka cita tragedi Sewol ini di simbolisasi dengan simbol “Pita Kuning” ( seperti gambar di bawah ).

* * * * *

Akhir nya hari itu di tutup dengan mampir ke daerah shopping street ( engga tau nama area nya ) yang berada di antara Insadong dan Cheonggyecheon Stream. Di sana gue pun melakukan cemal – cemil ringan dan kemudian pulang melalui Anguk Station untuk menuju Hapjeong Station :)

Perkiraan Biaya per Orang