“Kring…kring..” suara alarm dari hp berbunyi dengan keras di dekat bantal saya. Saya pun terbangun dan melihat waktu pada hp menunjukkan pukul 02.30, 5 jam saya tertidur pulas. Sesuai yang di beritahukan kemarin malam, jadwal di pagi buta ini adalah untuk mengejar sunrise di bukit penanjakan 2, bromo dengan view langsung gunung bromo
Saya pun bersiap-siap diri, tidak lupa mengosok gigi, sehabis itu memakai perlengkapan penahan dingin dan tidak lupa membawa kamera. Lalu saya menaiki mobil jeep biru dari total 3 mobil yang di gunakan. Pembagian nya per mobil di tumpangi 6 orang (termasuk sopir) dan akhirnya sekitar pukul 03.00 mobil pun berangkattttttt……….
Ketika mobil dalam perjalanan, terlihat banyak juga jeep-jeep dari berbagai sudut berjalan ke arah yang sama dengan mobil yang saya tumpangi. Saya memperkirakan pasti akan ramai nanti di tempat hunting sunrise sehingga sulit mencari spot yang bagus.
Mobil jeep kemudian berhenti setelah menempuh 15 menit perjalanan dan diberitahukan oleh supir harus berjalan kurang lebih 300 meter yang kemudian dilanjutkan dengan menaiki 250 anak tangga untuk sampai di spot sunrise bukit penanjakan 2, bromo.
Senjata senter pun di siapkan di tangan, kondisi sangat gelap, sumber cahaya satu-satunya hanya berasal dari senter sehingga dalam melangkah juga harus berhati-hati karena terdapat beberapa batu yang berukuran lumayan dan “ranjau” yang di hasilkan oleh kuda
Bukit Penanjakan 2 – Bromo
Beberapa kali joki kuda menawarkan kuda peliharaan nya untuk membawa saya hingga batas anak tangga, saya sendiri tidak tau harga sewa nya karena memang tidak berminat menaiki kuda. Akhirnya setelah 300 meter pertama, sampai juga saya di depan anak tangga pertama, “ayo tinggal 250 tangga lagi, semangat!” Teriak saya mencoba menyemangati teman-teman yang lain.
Langkah demi langkah menaiki anak tangga dan akhirnya sampai juga saya di spot sunrise bukit penanjakan 2, bromo ini. Tapi seperti prediksi awal, tempat ini sudah di penuhi oleh para hunter sunrise juga seperti saya. Saya pun langsung mencari spot yang bagus untuk mengambil foto sunrise dan gunung bromo pastinya.
Bila mengamati keadaan sekitar saya waktu itu, seiring waktu bertambah menit demi menit, maka bertambah pula para orang-orang pemburu sunrise di bukit penanjakan 2 ini. Selain itu cukup banyak juga turis asing yang hadir, ada yang sendirian ada juga yang membawa lengkap keluarga. Sekitar pukul 05.30 rombongan kami akhirnya turun dari bukit ini untuk kembali ke parkiran mobil untuk melanjutkan wisata berikut nya yaitu Pasir Berbisik, Bukit Teletubbies dan Kawah Bromo.
Pasir Berbisik – Bromo
Lokasi Pasir Berbisik, bromo sebenarnya tidak jauh dari bukit penanjakan 2 ini, tapi karena harus mengantri pelan untuk masuk gerbang sehingga mobil kami baru sampai 30 menit kemudian. Asal muasal nama Pasir Berbisik sendiri berasal dari judul film yang sama Pasir Berbisik (2001) yang mengambil setting tempat di lautan pasir ini.
Tempat ini sendiri menurut saya simple dan keren, apalagi di tambah ada kendaraan jeep, saya pun langsung mengambil foto duduk di atas jeep Untuk masalah udara, di sini sudah tidak dingin lagi, malah menjurus panas menurut saya pribadi tapi hal tersebut tidak menghalangi saya mengambil foto-foto dan duduk di pasir berbisik ini.
Bukit Teletubbies – Bromo
Perjalanan kemudian di lanjutkan menuju Bukit Teletubbies, bromo. Awal nya saya bertanya-tanya dalam hati kenapa dinamakan seperti itu, namun begitu turun dari jeep, saya langsung dapat jawaban nya
Bagi yang belum tahu jawabannya setelah melihat foto yang pasang, lebih baik nonton dulu film teletubbies 1 episode saja Saya akui tempat ini indah sekali dengan pemandangan hijau khas bukit. Udara nya begitu segar dan nyaman sekali duduk di atas rumput-rumput.
Suasana saat itu tidak terlalu ramai oleh pengunjung, jadi begitu mudah mencari spot foto, bahkan saya sendiri sempat mengambil foto layak nya pre wedding dengan teman trip saya Tetapi sayang karena keterbatasan waktu, kami tidak bisa berlama-lama di sini karena akan melanjutkan ke tempat terakhir yaitu Kawah Bromo.
Kawah Bromo
Ya dan akhirnya sampailah saya di tempat wisata terakhir pada trip ini yaitu Kawah Bromo. Pasir Berbisik, Bukit Teletubbies dan Kawah Bromo merupakan 3 area yang berdekatan dan 1 arah sehingga tidak memerlukan waktu yang lama untuk sampai di masing-masing tempat.
Sebenarnya menurut saya pribadi Kawah Bromo tidak wah-wah banget view nya, selain karena faktor keramaian pengunjung yang langsung terlihat dari parkiran mobil, untuk sampai di Kawah Bromo nya harus berjalan kurang lebih 3 km ( 1 jam dengan berjalan kaki ) di tengah lautan pasir yang saat itu matahari nya juga cukup terik.
Memang ada jasa penyewaan kuda yang bisa mengantar pulang pergi hingga ke depan anak tangga Kawah Bromo, tetapi harganya lumayan waktu itu di tawari 100 ribu / orang
Setelah memasang kacamata hitam dan masker, saya pun turun dari jeep. Pemakaian kacamata dan masker saya rasa cukup wajib mengingat pasir di sini suka beterbangan bebas karena faktor angin cukup kencang. Saya sesekali melepas masker apabila ingin menghirup udara bebas dan sebagai akibat nya di mulut saya terdapat pasir, terasa begitu mengesek-gesekan gigi.
O ya bagi anda yang membawa kamera, harus merelakan lensa nya terkena pasir yang cukup pekat, keadaan seperti itu wajar mengingat anda berada di lautan pasir.
Akhirnya saya sampai juga depan anak tangga pertama menuju Kawah Bromo ini. “Tinggal 250 anak tangga lagi, fiuh” ucapku dalam hati mencoba menyemangati diri sendiri. Suasana di sekitar anak tangga sendiri saat itu ramai sekali, karena faktor liburan panjang mungkin. Dan begitu sampai di puncak, ternyata padat sekali suasana nya
Ya tapi saya merasa terbayar sudah rasa capek menempuh perjalanan 1 jam ketika sampai di puncak Kawah Bromo ini, ya anggap saja menambah pengalaman baru. Tidak lama saya berada disini karena memang karena suasana nya ramai, bingung juga mau lihat-lihat apalagi di sana. Untuk perjalanan turun nya sendiri lebih cepat karena faktor turunan sepertinya sehingga saya bisa lari-lari bebas.
Setelah dari Kawah Bromo ini akhirnya rombongan kembali ke homestay untuk beres-beres diri dan packing karena kereta dari Stasiun Pasar Turi, Surabaya berangkat pukul 15.35. Saya kemudian bermalam minggu untuk pertama kali nya di Kereta, tapi suasana kereta ketika pulang tidak seramai ketika pergi, mungkin karena faktor masih ada hari minggu. Kereta akhirnya sampai di Stasiun Senen, Jakarta hari Minggu sekitar pukul 06.00 telat 1 jam dari jadwal di karcis.
Terima kasih sudah membaca cerita perjalanan saya ini, Salam Traveller!
We Are Born to Be Free!
Mas ada cp nya buat paket ke bromo?
Maaf ga ada nih, saya ikut join trip waktu itu, cari di http://www.backpackerindonesia.com/trip
huuuuumt liputannya lengkap bangettt masss shippp deh
Thanks buat pujian nya sama udah mampir broooo……… :)
ah saya kangen bromo neh, sudah lama nggak nyambangi bromo :)
saya juga kangen walau belum setahun kesana haha..
Nice blog and pictures! Keep writting yach. Cheers
Thanks kak deb, blog cici juga mantap