Pagi ini di tanggal 02 Oktober 2016, sekitar jam 07.00 gue terbangun dari tidur yang cukup nyenyak. Sempat terbangun sekitar jam 02.00 karena tiba-tiba ada angin yang dingin banget yang ‘menembak’ di sekitar kepala, kalau tebakan gue sih tabung oksigen ( yang berada di setiap kasur penumpang ) sekitar jam 01.00 – 03.00 otomatis menyembur keluar udara oksigen karena memang di sekitar jam tersebut kereta menuju Lhasa ( Tibet ) ini sedang berada di jalur lintasan kereta tertinggi di dunia yaitu Tanggula Pass ( 5.072 MDPL ) sekaligus melewati Stasiun kereta tertinggi di dunia yaitu Stasiun Tanggula Mountain ( 5.068 MDPL ).
Terbangun sekitar jam 07.00 tidak langsung membuat gue beranjak dari kasur, gue melihat pemandangan keluar di jendela kereta dan ternyata masih terlihat gelap, matahari nya masih malu-malu menunjukkan diri nya haha… 30 menit kemudian setelah ‘nyawa’ terkumpul, gue pun beranjak dari kasur dan ternyata di sepanjang koridor kereta, gue melihat banyak beberapa orang yang terlihat pucat muka nya yang sedang memakai tabung oksigen. Efek berada di ketinggian 4.500 – 5.000 MDPL di kereta saat itu ternyata telah menimbulkan efek AMS ke semua umur, yang berakibat dari yang anak muda – orang tua harus memakai tabung oksigen untuk mengurangi efek AMS.
Sehabis melihat pemandangan di koridor tersebut, gue pun mengecek kondisi badan apakah mengalami pusing atau mual yang untung nya tidak apa-apa…. Thanks God! Gue pun akhir nya pergi menuju wastafel kereta untuk cuci muka dan gosok gigi, total 2 hari sudah gue belum mandi karena di kereta memang engga bisa mandi keadaan nya. Gue cium bau badan juga ternyata masih wangi-wangi saja, ya mungkin karena engga ada keringat dan aktivitas juga di kereta selain cuma duduk dan tidur
* * * * *
4 JAM SEBELUM SAMPAI DI STASIUN LHASA
Waktu menunjukkan jam 08.00 saat itu, akhir nya 4 jam lagi gue akan menginjakkan kaki di kota Lhasa setelah berada di kereta kurang lebih 40 jam lama nya….. Pagi itu gue memilih hanya meminum energen campur milo buat sumber energi di hari itu, pertimbangan nya nanti sampai di Lhasa gue bakal makan besarrrrrr
Oh iya pemandangan di luar jelang tiba di kota Lhasa ini sudah berubah loh dari yang sebelum nya berupa kota-kota dan daerah bukit, nah sekarang jadi pemandangan pegunungan himalaya yang area nya panjang pakai banget dengan ciri khas terdapat salju di area puncak nya! Sesekali terlihat penggembala sedang menggembalakan hewan ternak nya ( kebanyakan hewan Yak ) di area rerumputan yang pasti nya juga luas banget dan juga terdapat kota kecil yang berpenghuni, kalau lihat kota kecil ini dengan gaya hidup menggembala, mendadak gue jadi inget game Harvest Moon
Sekitar jam 10.30 atau jelang ketibaan di kota Lhasa, gue melihat rombongan tentara China yang kira-kira membawa 20-30 kendaraan beriringan. Sebelum ke Tibet ini, gue membaca berbagai artikel bahwa sesampai nya di kota Tibet, jangan kaget jika kita melihat tentara China berjaga-jaga di titik keramaian, utama nya sih di daerah menuju Everest, di sini akan ditemukan banyak tentara China berjaga. Melihat rombongan tentara China yang bergerak ke Lhasa saat itu, sempat buat gue was-was dan berpikir dalam batin, pemeriksaan macam apa yang akan gue hadapi sesampai nya di Lhasa??
* * * * *
TIBA DI STASIUN LHASA ( TIBET ) – 3.656 MDPL
Jam 11.40 kereta Z917 jurusan Xining ke Lhasa ( Tibet ) yang gue tumpangi ternyata tiba lebih awal di Stasiun Lhasa dari jadwal tertulis yang seharus nya tiba jam 12.00, perasaan gue pun tiba-tiba menjadi excited begitu resmi menginjakkan kaki di Stasiun Lhasa ini setelah 46 jam perjalanan di kereta dari Chengdu ke Lhasa!
Setelah ritual foto wajib sudah di lakukan dengan cepat, rombongan gue pun bergegas mengikuti penumpang lain untuk menuju pintu keluar stasiun. Di pintu keluar stasiun ini, terdapat beberapa tentara China yang bertugas mengatur jalur, untuk warga China Mainland ( yang dibuktikan dengan Kartu Identitas China Mainland ), mereka langsung diperbolehkan keluar Stasiun Lhasa. Sisa nya rombongan gue yang kategori Foreigner ( termasuk orang Hongkong dan Taiwan ), di arahkan untuk menuju pos dengan ditemani seorang petugas untuk di cek Tibet Permit nya! Jadi yang nama nya punya Tibet Permit itu wajib hukum nya kalau masuk Tibet, pengecekan nya berulang kali coyyyy
Yang dilakukan petugas di pos tersebut terhadap para Foreigner adalah, mereka meminta Tibet Permit pengunjung ( Fotokopian tidak masalah untuk yang datang naik kereta ), lalu menelpon entah ke siapa ke valid-an Tibet Permit tersebut. Kemudian pengunjung di mintakan paspor nya lalu di cek nama sama tanggal lahir nya sama atau tidak antara yang tertulis di Tibet Permit dengan Paspor. Tidak ada proses interview atau penggeledahan badan sama sekali, jadi tenang saja.
* * * * *
MENUJU LHASA YAK HOTEL
Setelah resmi berhasil memasuki kota Lhasa, persis di depan pintu keluar Stasiun Lhasa, terlihat beberapa pedagang yang menawarkan beberapa aksesoris penunjang gaya serta beberapa tour Guide yang membawa papan nama bertuliskan salah satu nama peserta. Gue melihat dengan hati-hati nama yang tertulis, dan akhir nya dapat juga tour guide nya, seorang wanita asli Tibet ( gue lupa nama nya karena ternyata dia bukan tour guide rombongan gue, melainkan hanya bertugas menjemput rombongan gue saja ). Gue sendiri menyempatkan membeli satu topi khas TIbet ( kaya topi Koboi ) beserta kacamata, masing-masing harga nya 20 Yuan.
Perjalanan dari Stasiun Lhasa ke hotel yang akan gue inapi selama di Lhasa yang bernama “Lhasa Yak Hotel” berjarak kira-kira 1 jam perjalanan. Selama di perjalanan, Tour Guide menjelaskan Do’s and Don’ts selama di Tibet, dari beberapa poin yang di jelaskan yang kebanyakan buat pencegahan AMS, yang gue ingat hanyalah jangan minum BIR di 2-3hari awal, lalu boleh mandi asalkan jangan kelamaan, mendengar kata boleh mandi akhir nya badan gue bisa main air lagi setelah 2-3 hari engga mandi
Pandangan pertama gue tentang kota Lhasa ini adalah kota nya udah modern, jalanan nya lebar dan bersih lalu seperti nya tidak terlihat ada bangunan tinggi ( seperti tower ) gitu, paling maksimal kalau gue lihat bangunan, tinggi nya cuma sekitar 8-10 lantai. Sesaat sebelum sampai ke Lhasa Yak Hotel, mobil gue sempat melewati “Potala Palace” yang terlihat megah dari kejauhan dan lokasi nya ternyata berdekatan dengan Lhasa Yak Hotel ini. Si Tour Guide yang asli wanita Tibet ini kemudian memberikan nomor handphone Tour Guide rombongan gue yang bernama “Konchok” dan menyuruh rombongan gue untuk menelpon dia nanti sore/malam menggunakan telpon di hotel.
* * * * *
JALAN-JALAN SANTAI DI LHASA
Entah kenapa kondisi badan gue tiba-tiba drop setiba nya di Stasiun Lhasa, flu gue mulai kambuh lagi setiba di penginapan dan berakibat gue jadi malas bergerak di hari pertama di Lhasa. Untung nya hari ini memang jadwal tour nya belum efektif di mulai, jadi bisa di bilang hari ini hari bebas mau kemana aja selama bisa di tempuh dengan berjalan kaki. Akhir nya setelah perenggangan badan sejenak di kasur hotel, gue dkk pun memulai acara jalan kaki sebentaran di sekitaran hotel untuk melihat suasana kota Lhasa lebih jelas.
Hal pertama yang gue perhatikan banget begitu keluar dari Lhasa Yak Hotel ini adalah sinar matahari nya menyengat banget jadi bikin silau di mata gitu deh, maka gue pun memilih pakai topi khas Tibet untuk mencegah silau di mata. Kemudian kebetulan Lhasa Yak Hotel ini terletak di pusat kota Lhasa dan persis di pinggir jalan utama kota Lhasa, dan apes nya orang sini suka banget nyalain klakson sepanjang-panjang nya dan kaga selesai-selesai pencet klakson nya.
Ya memang kondisi nya macet sih jalanan nya, karena kan ada lampu merah juga,bahkan di sini sampai ada rambu-rambu jangan membunyikan klakson loh hahaha… tapi tetap aja walau rambu-rambu nya ada, orang sini cuek-cuek aja, jadi mau engga mau bunyi klakson yang engga ada ujung nya itu harus gue biasakan selama di kota Lhasa, apalagi kamar hotel gue berada tepat di pinggir jalan utama kota Lhasa ini
Di dekat Lhasa Yak Hotel ini juga terdapat mall yang di dalam nya banyak restoran, kelihatan mahal tapi engga yakin juga, karena gue engga ngecek harga ke dalam hahaha….Kabar baik nya buat anda yang pecinta KFC, di Tibet ini terdapat satu-satu nya outlet KFC dan hanya terdapat di Lhasa saja, outlet KFC di Tibet ini sendiri baru dibuka di tahun 2015 yang lalu, mungkin anda berminat buka cabang KFC berikut nya di Tibet?
Gue sendiri yang waktu itu sedang terkena flu dan sedang ingin memakan sup, akhir nya menjatuhkan pilihan ke restoran Sichuan dan memesan sup ikan yang di sharing berdua. Sedangkan teman gue ada yang memesan nasi goreng, ada juga yang memesan nasi campur daging ayam gitu. Sup Ikan yang gue pesan ini rasa nya sedikit kelebihan garam nya, ada rasa pedas nya khas Sichuan, ya lumayan buat tambah meler hidung gue
Selesai acara makan, lihat-lihat ke beberapa toko dan akhir nya jam 7 malam memilih balik ke hotel untuk istirahat dan tidur lebih awal karena memang kata Tour Guide sewaktu di mobil, di hari pertama di Lhasa ini jangan terlalu banyak beraktivitas, dan lagipula besok pagi jam 09.00 acara keliling Lhasa sudah di mulai di tambah kondisi flu gue tambah berat saat itu tidak memungkinkan lagi untuk banyak aktivitas
* * * * *
REVIEW LHASA YAK HOTEL
Selama di kota Lhasa, gue menginap di Lhasa Yak Hotel ( kategori Hotel Bintang 3 ) dengan tipe kamar dorm 4 orang dalam 1 kamar, pas dengan jumlah peserta cowo di rombongan gue yang 4 orang haha… Untuk check-in di hotel ini dan hotel lain nya, tetap membutuhkan yang nama nya Tibet Permit.
Untuk kondisi kamar nya cukup oke dan bersih, ada colokan di tiap sebelah ranjang, ada tivi tapi tidak pernah di nyalakan karena juga pasti engga ngerti apa yang di tonton hahaha…. Ada free WIFI tapi koneksi nya not really good, kalau mau bagus harus di lobby hotel. Hotel ini punya beberapa lantai, kebetulan rombongan gue dapat di lantai 2 dan 3, kekurangan nya di sini hanya tersedia tangga untuk naik ke atas, jadi lumayan buat yang bawa koper gede buat angkut ke lantai atas nya.
Kamar mandi nya bersifat sharing room, kloset nya hanya ada tipe jongkok, kabar baik nya lokasi nya tepat di depan pintu kamar tidur gue yang berada di sudut lantai 2. Tersedia sandal, handuk dan alat pemanas air di kamar tidur. Buat anda yang mau irit beli air minum di luar, bisa ikutin cara rombongan gue yang selalu memasak air keran dari wastafel hingga mendidih dengan alat pemanas air di kamar, dengan cara ini bisa dapat air panas yang memang bagus di tempat ketinggian seperti Lhasa ini sekaligus mengirit pengeluaran uang untuk beli air
Waah kereen yaah..
Btw kalau di lhasa malam2 dingin gak?
Trus disana kebanyakan mayoritas budha?
Dingin nya standard aja sih kalau malam2, iya, betul agama Budha mayoritas nya.
Luar biasa bro perjalanannya, apakah cuaca disana siang dan malam bs berubah drastis? Saya juga akan pertama kalinya ksana bulan ini. Saya menggunakan pesawat dr chengdu ke lhasa. AMS yang saya takutkan.
Lalu bro dari dataran tinggi lhasa langsung terbang ke chengdu gitu ga akan ada efek apa2 kan ke badan kita bro?
Cuaca di Lhasa kan maksud nya? biasa aja suhu di Lhasa, gw datang bulan oktober awal aja pakai jaket bahan sweater gitu dah cukup, kalau bulan Juni, malah panas pasti.
Dari Lhasa ke Chengdu? ini mah jamin kaga ad efek ke badan soalnya kan badan udah adaptasi di ketinggian rendah. Beda cerita kalau dari Chengdu ke Lhasa naik pesawat, nah ini tergantung badan masing2 individu nya.
Cieeeeee..
Love love dari milan brooooh.. Lanjutkan lah ceritanya sampai tuntas..
Nuhun..
Gama
-mewakili prima,thewa, ko adrian, ci maria, ci aeng dan ying-
Wow, tersanjung loh ane di comment oleh sis dari MILAN!!! Ditunggu yak cerita nya pas udah sampai di Everest haha.. Enjoy your time to travel around Europe, i envy you hahaha :-)