Rumah Kupu-Kupu di Bantimurung, Maros

TN Bantimurung, Maros – 20 Maret 2013

Apabila berkunjung ke Maros (Sulawesi Selatan), jangan sampai terlewatkan untuk mampir ke Taman Nasional Bantimurung yang terletak 40 km dari Makassar tepat nya di kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. TN Bantimurung yang dijuluki penemu nya Alfred Russel Wallace sebagai The Kingdom of Butterfly ini mempunyai daya tarik utama spesies kupu-kupu karena sedikitnya terdapat 250 spesies kupu-kupu yang berada di sekitar TN Bantimurung ini.

Tetapi selain itu TN Bantimurung juga mempunyai objek wisata lain seperti air terjun Bantimurung yang terkenal juga beserta gua mimpi, gua batu, museum kupu-kupu, dll.

Perjalanan saya sendiri menuju TN Bantimurung ini lancar sekali alias no hambatan. Berawal dari Bandara Sultan Hasanuddin, saya lalu menumpang shuttle bus GRATIS menuju depan bandara untuk mencari pete-pete ( angkot di Makassar ).

Turun dari shuttle bus, saya lalu mencari pete-pete menuju arah Maros yang terpampang jelas di petunjuk jalan dan kemudian dengan meminta bantuan sopir saya minta di carikan pete-pete yang menuju TN Bantimurung langsung, total biaya 6 ribu rupiah untuk 2 kali naik pete-pete menuju Bantimurung dari Bandara Sultan Hasanuddin.

Apabila anda melihat dari kejauhan tulisan “Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung” di bukit serta gerbang kupu-kupu di temani monyet di belakangnya maka anda sudah berada di jalan yang benar, tapi jangan lupa untuk minta tolong supir pete-pete untuk menurunkan persis di depan pintu loket TN Bantimurung ini karena lumayan juga kalau jalan kaki terlebih membawa tas carrier 70L seperti saya

Sesampai di pintu loket terpampang dengan jelas biaya masuk TN Bantimurung ini 15 ribu rupiah untuk domestik dan 50 ribu rupiah untuk turis asing. Well karena kebetulan saya berniat untuk memecahkan uang 50 ribu menjadi pecahan 10 ribu an, saya pun membayar ke petugas loket seharga 50 ribu tanpa berkata apa-apa. Setelah itu petugas memberikan saya 1 lembar kertas tiket tapi aneh nya tidak memberikan uang kembalian.

* * * * *

“Bu, kembalian nya 35 ribu nya mana? Saya orang indonesia loh…”

“Oh saya kira kamu turis Asia haha.. nih kembalian nya mas”

“Iya memang saya orang Asia bu, Indonesia kan di Asia juga toh bu” yang ini saya cuma monolog aja dalam hati loh

Mungkin maksud si ibu penjaga loket saya itu turis dari Cina, Korea atau Jepang karena ya gitu deh keadaan nya *ga mau di bilang sombong* :D

* * * * *

Setelah resmi masuk ke TN Bantimurung ini, saya langsung di dekati oleh seorang bapak-bapak berpakaian dinas seperti PNS yang langsung merayu-rayu untuk menjadi teman seperjalanan saya di TN Bantimurung ini. Well karena kebetulan juga saya tidak mengenal tempat ini, maka saya pun terkena rayuan si bapak dan menitipkan terlebih dulu tas carrier saya ke sebuah ruangan agar perjalanan tidak berat.

Baru berjalan beberapa meter, saya langsung bertemu kolam bernama Kolam Jamala. Air kolam buatan ini berasal dari sungai bawah tanah yang mengalir dari goa dan konon katanya air kolam ini dapat menyembuhkan penyakit, enteng jodoh dan menghindari guna-guna tapi berhubung air nya keruh coklat akibat musim penghujan, ya saya cuma memperhatikan kolam nya saja :D

Berikut nya saya di bawa menuju objek wisata utama di TN Bantimurung ini yang tidak lain adalah Air Terjun Bantimurung. Debit air nya sangat deras sekali dan keruh kecoklatan karena musim penghujan di Maret 2013. Karena itu saya perhatikan juga tidak ada yang berani bermain “arung jeram” berhubung memang bahaya sekali.

Berhubung saya datang kesini sore hari dan baru saja selesai hujan cukup deras, harapan untuk melihat kupu-kupu secara langsung disekitar Air Terjun Bantimurung ini pun langsung sirna. Beruntung di sini ada museum kupu-kupu dengan biaya masuk 5 ribu rupiah dan tempat penangkaran kupu-kupu dimulai dari ulat, kepompong dan menjadi kupu-kupu, sehingga saya tidak jadi berkecil hati tidak dapat melihat kupu-kupu langsung.

Untuk museum kupu-kupu nya sendiri terlihat tidak begitu terawat tapi saya akui koleksi nya banyak dan untuk penangkaran nya oke banget karena banyak kupu-kupu terbang disini.

Kemudian saya di bawa menuju Goa Batu yang terletak sekitar 1 km dari pintu loket masuk TN Bantimurung ini. Untuk masuk Goa Batu ini sudah pasti memerlukan penerangan seperti senter atau petromak, ya secara ga ada listrik gitu didalam Goa .

Bagi yang mau menyewa senter bisa membayar seharga 10 ribu atau apetromak seharga 50 ribu rupiah, ya tinggal pintar nego saja. Jujur ajah masuk ke Goa Batu ini kalau sendirian ga bakal berani saya mah, berdua sama guider saya ini aja masih takut kalau di apa-apain haha..

Ya seperti Goa -Goa pada umum nya, suasana gelap, tanah coklat basah, udara lembab menjadi “teman” ketika saya berada didalam Goa Batu ini, suasana mistis juga otomatis terasa apalagi si guider saya ini menceritakan cerita-cerita mistis, tambah bikin ngeri dah brrrrr…. saya pun tidak berlama-lama di Goa Batu ini, cukup sekedar melihat-lihat saja hingga ke dalam dan langsung cabuttt

Sebenarnya masih ada lagi objek wisata Goa Mimpi yang perjalanan nya lebih jauh lagi dari Goa Batu dan objek wisata menaiki bukit-bukit karst, cuma berhubung sudah sore saya pun memilih untuk langsung cabut ke Leang-Leang, Maros yang letak nya tidak jauh dari TN Bantimurung ini dan ditemani oleh si Bapak Guider ini dengan menaiki motor nya.

O ya sebelum pulang, tidak lupa saya juga membeli oleh-oleh khas TN Bantimurung ini, cakep-cakep pula, ya tapi berhubung budget cuma seadanya jadi beli seadanya juga deh nasib

Setelah melihat keindahan TN Bantimurung diatas, apa pendapat anda? Yang pasti jangan lupa mampir kesini jika datang ke Sulawesi Selatan ya, dijamin tidak menyesal dan tak terlupakan!

We Are Born to Be Free!